Senin, 03 Agustus 2015

Setelah Munculnya Kasus Penggunaan Doping di Kalangan Gamers Profesional, ESL Perkuat Aturan!

Sebuah Pengakuan mengejutkan datang dari salah satu gamer profesional bernama Kory Friesen dalam beberapa waktu yang lalu. Dalam pengakuannya tersebut, ia menyatakan saat berkompetisi di turnamen eSport, ia menggunakan obat amphetamine guna meningkatkan ketepatan dan kecepatan saat bermain game.



Selaku organisasi e -Sport terbesar di Dunia Electronic Sporting League (ESL) tidak akan tinggal diam. Demi mencegah dan memberantas narkoba di kalangan para gamers profesional, ESL memutuskan untuk bekerjasama dengan salah satu organisasi bernama NADA (Nationale Anti Doping Agentur).  Kedua organisasi ini akan melaksanakan penelitian dan membuat kebijakan baru mengenai anti narkoba kepada setiap peserta. Akan memperketat peraturan dengan mengadakan test doping dan narkoba ke setiap peserta.

Menanggapi masalah doping di kalangan atlet eSports maka Electronic Sporting League (ESL) akan melakukan perubahan kebijakan dan aturan.

Obat yang terlarang tersebut bisa meningkatkan ketepatan dan kecepatan reaksinya dalam bermain. Merebaknya berita ini ESL yang merupakan salah satu organisasi eSports akan meninjau kembali peraturan dan menerapkan sanksi terkait masalah doping ini.

Aturan melarang seorang pemain berpartisipasi dalam turnamen dalam pengaruh obat tapi harus dapat mencocokkan dengan kejadian secara langsung. Hukuman yang dikenakan pada Friesen, akan dipertimbangkan kembali. Contoh yang pernah terjadi adalah mendapati pemain yang sedang mabuk dan tidak pernah menghukum siapa pun.

Hal yang menjadi pertimbangan mengenai rumor tersebut yaitu, pertama, Friesen adalah mantan pemain Cloud9. Dia tidak terlibat di tim Cloud9 lagi, baik aktif maupun pasif dan dikeluarkan dari tim karena kinerja yang buruk.

Selama ini event ESL One Katowice, tidak pernah lagi melakukan tes dalam bentuk apapun. Kejadian tersebut telah terjadi 4 bulan yang lalu, untuk menentukan apakah di event kemarin menggunakan obat doping atau tidak. Dan tidak mengetahui apakah mengatakan kebenaran, atau hanya marah dikeluarkan dari tim dan mencoba untuk mengganggu mereka.

Layaknya di olahraga tradisional dimana aturan ketat penggunaan obat diberlakukan bagi atlit yang bertanding, tes pengujian dilakukan sebelum dan sesudah bertanding. Dengan adanya insiden ini telah mempercepat rencana ESL untuk merubah kebijakan dan pedoman baru untuk aturan turnamen tentang sanksi menggunakan zat terlarang.

Berharap kejadian ini dapat dicegah di kemudian hari, hingga tidak menimbulkan kerugian bagi para atlit eSports yang menjunjung sportifitas bertanding. Untuk tetap melindungi integritas olahraga eSports, peraturan tentang larangan pemakaian doping dan sanksi yang dijatuhkan layak menjadi perhatian utama para badan olahraga elektronik dan penyelenggara turnamen.

Dengan adanya kasus ini, semoga saja pihak terkait dapat terus mengawasi penggunaan obat terlarang demi terciptanya sportifitas yang baik di antara para tim dan juga gamers profesional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar